SECUIL KISAH BERSAMA HMI
Secul
Kisah Bersama HMI
Menjadi
seorang mahasiswa bukanlah hal mudah, namun bisa dipermudah jika kita mau untuk
menjalaninya dengan baik. Caranya, kita harus menjalankan kewajiban kita
sebagai mahasiswa dengan semestinya. Menjadi mahasiswa jangan hanya sebatas
mahasiswa biasa. Kita harus mengikuti arus pergaulan kampus, tentunya pergaulan
yang memberikan dampak positif bagi perkuliahan kita.
Di
kampus, kita harus bisa membiasakan diri untuk menunjukkan rasa sosial yang
tinggi. Itu semua bisa diwujudkan dengan bergabung di organisasi-organisasi
yang ada di kampus. Di sana kita bisa menunjukkan bahwa kita mampu memberikan
dampak yang baik di lingkungan kampus. Kita harusnya bisa menjadi contoh bagi
rekan-rekan kita yang lain maupun junior yang akan bergabung nantinya.
Organisasi
merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan mahasiswa yang menimba ilmu
di kampus. Organisasi sebetulnya sangat penting untuk kebaikan kita sebagai
mahasiswa, namun kesadaran berorganisasi itu sangat minim dewasa ini. Sudah
semakin berkurang tampaknya mahasiswa yang berminat untuk bergabung dengan
organisasi-organisasi yang ada di kampus. Padahal, dengan berorganisasi kita
mampu menemukan jati diri kita sesungguhnya sebagai kaum intelektual. Tidak
hanya sekedar duduk dan mendengarkan dosen memberi perkuliahan, tetapi kita
juga bisa merasakan kepuasan menjadi seorang pemimpin pada sebuah organisasi.
Dalam
berorganisasi, kita bisa mengenal dunia kampus lebih luas. Misalnya, kita
adalah seorang mahasiswa yang tidak terbiasa dengan pidato ataupun sering gugup
ketika berbicara di depan orang ramai, dengan berorganisasi kita akan dibina
untuk hal itu. Setidaknya, keluar dari organisasi tersebut kita mampu untuk
berbicara secara terbuka di depan orang banyak.
Aspek
utama yang harus kita miliki dalam berorganisasi yaitu mental. Jika kita sudah
punya mental untuk berlabuh pada sebuah organisasi, maka akan mudah bagi kita
untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. Setelah itu barulah kita melaksanakan
pembinaan dalam organisasi tersebut dengan baik. Berbeda dengan orang yang
tidak pernah berorganisasi, jangankan untuk berbicara di depan orang ramai,
berdiskusi dengan ruang lingkup yang kecilpun tidak sanggup rasanya untuk
berpendapat.
Sejak
keluar dari kehidupan SMA, saya bertekad ingin aktif di organisasi kampus,
kalau boleh jujur waktu itu saya sangat tertarik untuk masuk senat, walaupun
saya belum begitu tahu tentang senat, setidaknya keinginan itu merupakan salah
satu faktor yang memotivasi saya untuk berorganisasi. Hari pertama menjejakkan
kaki di Kampus IAIN Antasari, masih sangat terasa asing, tapi dengan
menggunakan prinsip SKSD ya lumayan lah dapat kenalan, dan sejak itu cerita
hidup saya di mulai, berproses di kota perantauan bersama orang-orang yang
masih asing, meniti kebiasaan baru yang jauh dari keluarga tercinta.
Berbicara
tentang organisasi, HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) merupakan oraganisasi
pertama yang saya ikuti, selama di bangku sekolah saya tidak pernah mendengar
kata HMI, yang saya tahu organisasi kampus itu seperti senat, KAMMI, PMII, dan
Pramuka, sedang HMI tidak pernah sama sekali ada disosialisasikan disekolah,
entah saya yang tidak tahu, atau memang tidak pernah ada sosialisasi tentang
HMI di sekolah. Tapi hari itu saya bertekad memberanikan diri untuk masuk
organisasi HMI, karena katanya orang –orang sukses itu berasal dari organisasi
HMI, dan yang membuat saya semakin tertarik untuk bergabung, karena kaka
penjaga pendaftaran bilang, “rektor kita HMI de, dekan Fakultas Syariah dan
Ekonomi Islam Juga HMI, dan masih banyak pejabat kampus kita orang HMI”, dan
masih banyak lagi diluaran sana orang-orang HMI yang sekarang telah sukses.
Jujur sedikit penjelasan tentang orang-orang sukses di HMI, rupanya mampu
membulatkan niat saya untuk benar-benar bergabung di HMI.
Kegiatan
demi kegiatan di HMI saya lalui, dari statusnya sebagai anggota hingga menjadi
pengurus dikomisariat juga telah saya lalui bersama kawan-kawan seperjuangan
satu angkatan 2010, ketika status kita hanya sebagai anggota, tidak banyak hal
yang kita pikirkan, cukup aktif dan mengikuti semua kegiatan yang
diselenggarakan oleh pengurus, itu sudah lebih dari cukup. Sangat berbeda
ketika status kita sebagai pengurus, yah orang yang bertanggungjawab atas
kehidupan organisasi, hanya ada dua pilihan maju dan sukses kedepan, atau
mundur dan perlahan hilang. Kebetulan saat itu saya diamanahkah sebagai wakil
ketua KOHATI Komisariat Fakultas Syariah, dan ketuanya Yunda Rahmatul Huda,
yang kebetulan dia juga teman dekat saya dibangku akademik. Setelah kami
terpilih, kami benar-benar kehilangan sosok yunda-yunda yang mungkin mereka bisa
memberikan suntikan motivasi untuk kami,
tidak tahu pasti alasan apa yang membuat mereka hilang seketika setelah
berakhirnya jabatan, hanya sekedar bertanya tentang agenda kami pun tidak
pernah, tapi kami berusaha kasih kabar setiap agenda yang kami lakukan,
setidaknya kami punya itikad baik untuk membuat mereka kembali ke HMI, walau
sekedar sebagai tempat untuk berbagi dan minta pendapat.
Agenda
demi agenda telah kami laksanakan, bukan agenda besar, tapi setidaknya melalui
kegiatan itu,kami bisa mengumpulkan kader, kohati khususnya. Seiring dengan
berjalannya waktu, jumlah kader yang aktif mulai berkurang, hingga tersisa kami bertiga, ketua, wakil
ketua, dan bendahara. Hilangnya kader satu-persatu salah satu problem yang kami
hadapi dan selesaikan saat itu, melakukan pendekatan dengan bicara langsung
kepada orang yang bersangkutan, dan cara lain melalui kegiatan refreshing serta
rujak party pun kami lakukan dengan harapan mereka yang hilang kembali lagi ke
rumah HMI. Alhasil pendekatan yang kami lakukan tidak berhasil, dan kami di
kohati berjuang bertiga sampai jabatan kami selesai, mempertahankan agar kohati
tidak mati ditelan waktu. Satu hal yang ingin saya tanyakan, Kemana kalian yang
dulu mengamanahkan jabatan ini kepada kami?, dengan mudahnya kalian hilang dan
tinggalkan kami begitu saja, kita memulai cerita dan proses bersama, seharusnya
kita mengakhirinya juga bersama-sama, kalau memang rasa rasa kebersamaan itu
masih berlaku.
Kondisi
HMI di Banjarmasin sampai saat ini, banyak mencetak kader, tapi sayangnya
sangat sedikit kader yang benar-benar siap untuk berkiprah di HMI. Seperti “hilang
ketika merasa nyaman dan kembali ketika sedang susah”. Sangat sedikit yang
aktif ketika mau mengadakan kegiatan, tapi kalau udah kegiatan berlangsung
banyak yang datang, “hilang ketika diajak susah”, Lantas
apa yang membuat kader hilang????? Apa karena merasa tidak diayomi, merasa
tidak diperhatikan, atau HMI bukan organisasi terbaik buat kalian, entahlah itu
hanya jawaban sementara yang mungkin saja bisa benar atau bisa juga 3 alasan
itu salah.
JIka
kita merasa terlahir dari HMI, dan telah menjalani berbagai proses di HMI
hingga tujuan yang ingin diwujudkan tercapai, maka jangan sekali-kali lupa
dengan tempat yang pernah melahirkan kita, sekalipun kita telah sukses, bisa
jadi kesuksesan anda hari ini, salah satu alasannya karena HMI, berbanggalah
pernah terlahir dari HMI, dan semoga kita bisa menjadi insan pengabdi pencipta
untuk HMI. Amiiin.
Betapa
pentingnya organisasi tidak mampu kita ukur secara formal, namun bisa kita
rasakan dengan perasaan. Dahulunya saya hanyalah seorang yang pendiam dan
jarang bergaul, setelah mencoba untuk berorganisasi di HMI khususnya setidaknya
saya berani mengeluarkan pendapat dan berbicara dengan tenang. Terimakasih HMI,
dengan mengenalmu aku bisa sedikit lebih baik dari aku dimasa lalu.
Marnah. A (Do'a. Komitmen dan Kerjakeras)
Komentar
Posting Komentar