PEREMPUAN DAN PERANNYA

Kemajuan zaman telah merubah pandangan tentang perempuan, sebuah pandangan yang menyebutkan bahwa perempuan hanya berhak untuk mengurus rumah tangga dan selalu berada di rumah. Modernisasi mampu melahirkan emansipasi yang mematahkan pandangan yang kesannya dianggap jadul, hingga akhirnya perempuan menperoleh hak yang sama dengan laki2, hal demikian tak lepas dari perjuangan para perempuan zaman dulu, salah satunya RA.Kartini.

Terlahir sebagai perempuan patut disyukuri, dewasa ini kemampuan perempuan semakin kelihatan dalam berbagai bentuk pekerjaan dan profesi, hasil dan kualitas tak kalah dengan laki-laki, meski ada pekerjaan tertentu yang hanya pantas dilakukan oleh laki-laki dan juga hanya pantas dilakukan oleh seorang perempuan karena lebih menuntut kepada sifat-sifat keperempuanannya.

Berbicara tentang peran perempuan tentunya sudah tidak asing lagi, sebab berhubungan dengan perempuan sering diperbincangkan dalam berbagai kegiatan tertentu. Lantas seperti apa peran perempuan itu sebenarnya???. Perempuan memang luar biasa, bagaimana tidak, karena dia memiliki peran ganda baik secara intern maupun ekstrn, peran ganda perempuan masa kini selain memiliki tanggung jawab di dalam rumah sebagai istri dan ibu, dia juga harus menjadi perempuan yang sukses di dunia sosial.
Akan tetapi peran ganda tersebut seakan kehilangan keelokannya ketika sebagai perempuan tidak bisa seimbang dalam menjalankan peran tersebut, misalnya berkaca dari kejadian nyata, ada perempuan yang hanya fokus terhadap peran intern saja, akibatnya peran ekstern seorang perempuan terabaikan dan menyebabkan perempuan tidak peka terhadap lingkungan sosialnya atau sebaliknya ada perempuan yang hanya memfokuskan peran eksternnya, sibuk dengan karir dan dunia sosialnya akhirnya peran internnya sebagai ibu dan istri terabaikan dan hal ini sangat berdampak terhadap perkembangan anak, seperti sebuah kasus ada seorang anak yang tidak mau hormat dengan orang yang lebih tua baik itu keluarganya maupun orang lain. Singkat cerita, setelah diselidiki ternyata yang menyebabkan perangai sang anak demikian karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya terlebih lagi ibunya, oleh karena ayah dan ibunya sibuk bekerja untuk mencari uang dan berkarir, memang secara fasilitas orang tuanya mampu memenuhi apapun yang sang anak inginkan, tetapi secara emosional seakan ada jarak antara anak dan orang tuanya.
Seorang anak secara emosional paling dekat dengan ibunya, seharusnya si ibu tidak mengabaikan perannya untuk terus membimbing dan mendidik anaknya, karena itu sangat penting. Sebagai perempuan yang mungkin hari ini status kita masih sebagai seorang puteri dari orang tua kita, tapi besok insyaAllah kita akan menjadi istri bagi suami kita dan menjadi ibu untuk anak-anak kita, dan pastinya juga akan menjadi anggota masyarakat, semoga kita sebagai perempuan mampu menjalankan peran kita secara seimbang baik intern maupun ekstern, kita memang dituntuk untuk menjadi perempuan-perempuan yang cerdas dan ikut andil dalam mewujudkan Indonesia lebih baik lagi tapi jangan pernah kita meninggalkan kodrat kita sebagai seorang perempuan.

‪#‎Tulisan‬ ini merupakan hasil kesimpulan dari seminar2 tentang keperempuanan yg pernah saya ikuti, semoga tulisan sederhana ini bermanfaat untuk yang membacanya. SUKSES SELALU UNTUK PEREMPUAN-PEREMPUAN INDONESIA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah pemikiran ekonomi

HAK ASUH ANAK PASCA PERCERAIAN (HADHANAH)

Cerita Motivasi